Bab 2016 Berharap Murid Berhasil
Mendengar suara mobil di luar, akhirnya Dewi tidak tahan untuk berbalik badan dan melihat ke luar.
Sekarang kondisi lukanya masih parah, lehernya tidak bisa bergerak terlalu banyak. Kalau mau menoleh, seluruh badannya harus berbalik dan gerakannya sangat lambat.
Karena itu, dia tidak bisa melihat mobil Lorenzo.
Saat dia menoleh, mobil sudah menghilang.
Dia luar biasa sedih, menyesal tadi tidak keluar mengantar Lorenzo, juga tidak mencium atau memeluknya. Bahkan tidak berpamitan dengan benar, pria itu pergi begitu saja.
Mengapa dirinya harus keras kepala dan berpura–pura kuat?
Sekarang dirinya seorang diri menyesal di sini, tapi Lorenzo juga tidak tahu.
Berpikir seperti ini, Dewi merasa sedih.
“Nona Dewi, jangan khawatir. Tuan akan segera kembali.”
Kelly sudah ikut Dewi begitu lama, perlahan–lahan sudah bisa memahaminya. Sekali lihat, dia langsung tahu pemikiran Dewi.
“Aku tidak peduli kapan dia akan kembali.” Dewi masih berpura–pura kuat, “Dia tidak ada, aku malah sangat senang.”
“Nona tidak kangen Tuan?” Kelly bertanya sambil tersenyum.
“Tidak!” Dewi mengaduk–aduk buburnya dengan sendok. Semangkuk bubur itu diaduk olehnya hingga tumpah.
“Baiklah, Nona tidak kangen. Tuan sibuk dengan urusannya, sedangkan kita merawat kesehatan dengan baik.” Kelly menenangkan Dewi sambil tersenyum, “Nona Dewi, coba pangsit ini, sangat
enak.”
“Hm….”
Beberapa hari berikutnya, Dewi merawat kesehatannya dengan tenang. Dia ingin mengobati dirinya sendiri, maka mencari alasan untuk menyuruh Karen dan timnya pergi. Biaya pengobatan tetap dibayar seperti biasa.
Karen adalah dokter yang punya moral tinggi. Meski suka uang, tapi dia mau mendapatkannya. dengan cara yang benar.
Dia langsung memberi tahu Jeff bahwa pembayaran hanya perlu dihitung sampai hari ini, tidak perlu diberi lebih.
1/3
Bab 2016 Berharap Murid …
10 mutiara
Setelah memastikan maksud dari Dewi, Jeff pun langsung membayar seluruh biaya pengobatan ke Karen, lalu mengutus orang untuk mengantar Karen dan timnya ke bandara.
Setelah tim medis pergi, Dewi langsung menyuruh orang untuk menyiapkan ruang medis dan bahan–bahan obat. Dia mulai meracik obat dan mengobati dirinya sendiri.
Selain mau kesehatannya cepat pulih, dia sungguh meracik obat yang bisa menumbuhkan rambut dengan cepat. Dia tidak mau terus botak seperti ini.
Kelly berkata dengan antusias, kalau resep obat ini dipatenkan dan dijual keluar, pasti akan langsung terkenal di seluruh dunia, menjadi produk paling laris di pasaran.
Bagaimanapun juga, orang zaman sekarang terlalu banyak menggunakan obat, rambut rontok menjadi sangat parah. Penelitian ini benar–benar tepat waktu.
Dewi tidak mau membesar–besarkannya, bilang ini hanya sebuah resep yang sangat sederhana, tidak mau sampai menjualnya ke pasaran. Biarkan saja beberapa orang botak, maka bisa terlihat. mereka luar biasa cerdas.
Kelly tertawa mendengarnya, sambil mengatakan bahwa pemikiran Dewi sangat unik, sungguh. berbeda dengan orang pada umumnya. Ini disebut jenius.
Dewi tidak merespons, sebenarnya dia hanya tidak mau membesar–besarkan hal ini. Apalagi saat ini, Denny dan Organisasi Dark Night sedang mengawasi dirinya. Dia mau memulihkan kesehatan dengan tenang dan jangan menonjolkan diri.
Dengan kondisi seperti ini, sepuluh hari pun langsung berlalu dengan cepat.
Luka Dewi sudah lumayan pulih, tapi sekarang dia masih tidak berani menggunakan obat penumbuh rambut. Tunggu lukanya sudah sepenuhnya pulih, baru digunakan. Kalau tidak, rambutnya akan pitak sebelah di bagian yang masih ada luka.
Selama ikut Dewi, Kelly belajar banyak hal.
Meski kemampuannya kurang baik dan daya tangkapnya lemah, tapi sekarang dia sudah bisa menjadi asisten Dewi.
Tidak seperti saat awal, Dewi menyuruhnya mengambil bahan obat dengan menyebutkan bahasa aslinya, dia sama sekali tidak tahu yang mana. Dewi mengajarinya pun, dia tetap tidak bisa ingat.
Membuat Dewi memarahinya, bilang dengan kemampuan dirinya yang seperti ini, seumur hidup hanya bisa menjadi perawat kecil.
Kelly berulang kali meminta maaf, bahkan tidak berani bernapas kencang–kencang.
Dewi juga merasa dirinya sedikit keterlaluan, maka meminta maaf pada Kelly. Dalam hati, dia pun teringat pada gurunya.
Dulu saat Guru mengajarinya, dia langsung bisa mengerti sebagian besar ilmu begitu dijelaskan
sekali.
Namun, juga ada beberapa hal yang tidak dia mengerti saat Guru ajarkan. Gurunya juga bisa memarahinya. Saat itu, dia merasa sangat getir.
Sekarang dipikir–pikir, sebagai guru, memang ada perasaan berharap muridnya bisa berhasil!