Bab 1225 Merajalela
“Tuan Muda Robin…”
Rafael berjalan ke hadapan Robin dan berteriak dengan penuh hormat.
Adegan ini membuat Dave yang melihatnya dipenuhi dengan rasa tidak percaya.
Bagaimanapun, Keluarga Raya dan Keluarga Harman adalah keluarga besar di Kota Gama dan memiliki kedudukan yang setara.
Selain itu, senioritas Rafael juga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Robin, tidak seharusnya dia memperlakukan Robin dengan begitu hormat.
“Cepat kamu bunuh Dave, ingat kamu harus membiarkan mayatnya tetap utuh, saya menginginkan harta karun yang ada di dalam tubuhnya!”
Robin memerintah Rafael.
Rafael tercengang lalu perlahan–lahan menatap Dave, raut wajahnya sedikit rumit.
“Kenapa? Kamu tidak ingin mematuhi perintahku?”
Robin melihat Rafael yang ragu–ragu menunjukkan ekspresi dingin : “Jangan lupa statusmu sekarang.”
Perkataan Robin dipenuhi dengan kebanggaan, yang perlu dia lakukan saat ini adalah menunjukkan kewenangannya di depan banyak klan dan keluarga bela diri ini.
Keluarga Raya yang merupakan keluarga konglomerat di Kota Gama saja sudah begitu patuh, keluarga lainnya mana berani membangkang.
Kemarahan membuncah di hati Rafael, namun karena Lionel masih berada di tangan Robin, Rafael tidak berani mengatakan apa pun, dia hanya bisa menahan kemarahannya itu.
“Tidak berani!”
Rafael bersikap sangat patuh, dan setelah selesai bicara, dia berjalan perlahan ke arah Dave.
Tatapan mata Dave menatap Rafael dengan penuh keterkejutan.
Dia tidak berani mempercayai, kepala keluarga Keluarga Raya akan tunduk pada seorang junior seperti Robin.
“Dave, jangan salahkan saya, saya juga tidak punya pilihan!”
“Saat kamu tiba di neraka, saya akan membakar uang kertas untukmu.
Rafael berkata lalu meledakkan aura di tubuhnya!
1/3
Aura Master Guru yang meledak bukan sesuatu yang dapat dibandingkan dengan Great Grand Master.
Merasakan aura di tubuh Rafael, Dave merasa hatinya tenggelam.
Dia tahu dia sudah tidak bisa melarikan diri.
Kalau dirinya tidak terluka parah saat ini, mungkin dia bisa bertarung melawan Rafael.
Dia bahkan mungkin bisa mengalahkan Rafael karena kekuatan Dave sudah meningkat sepuluh kali lipat.
Tapi sekarang, jangankan Master Guru, walau hanya seorang Master biasa juga dapat membunuh Dave dengan mudah.
Melihat Rafael sudah berada di hadapannya, Dave memejamkan matanya perlahan dan menunggu kematian datang menjemputnya!
Rafael perlahan–lahan mengangkat telapak tangannya, dia tidak ingin menyerang Dave karena dia tahu, jika dia membunuh Dave, dan Lionel mengetahuinya, dia tidak akan memaafkannya seumur hidup ini.
Namun jika dia tidak melakukannya, maka Robin tidak akan melepaskan putranya, Rafael tidak punya pilihan lain.
Dia sama sekali tidak pernah menyangka, dirinya akan berada dalam situasi seperti ini.
Mungkin ini adalah karma yang disiapkan Tuhan untuknya!
“Dave, apakah kamu punya kata–kata terakhir?”
Rafael mengangkat telapak tangannya, tidak menurunkannya untuk waktu yang lama dan berkata pada Dave.
“Lakukanlah…”
Dave tidak membuka matanya, kata–kata terakhir atau apa pun itu sudah tidak ada gunanya.
“Cepat lakukan…”
Robin mengernyitkan keningnya dan berteriak.
Rafael tidak punya pilihan, telapak tangannya berkilau dengan kabut putih yang samar, lalu sebuah tamparan mengarah ke kepala Dave.
Suara deru angin terdengar di telinga Dave.
Dave tahu dia akan segera mati.
Namun tepat saat tamparan Rafael akan mengenai kepala Dave, sebuah gelombang energi yang
2/3
sangat kuat menghantamnya.
Dave membuka matanya dan mendapati Rafael yang berada di depannya terhempas mundur, seperti layang–layang yang talinya putus.
Hal ini membuat semua orang membelalak kaget.
Perlu diketahui Rafael adalah seorang Master Guru.
Seorang Master Guru bisa dihantam mundur dengan mudah.
“Siapa? Tunjukkan dirimu?”
Robin berteriak dengan ekspresi muram.
“Apakah komunitas bela diri saat ini begitu merajalela? Sama sekali tidak keberadaan kami para pejabat!”
menganggap
Perlahan–lahan, Tuan Graham berjalan masuk diikuti oleh Eddy di belakangnya.
Melihat kedatangan Tuan Graham, semua orang terkejut.
“Saya tidak tahu Tuan Graham datang kemari, maaf saya tidak menyambut…”
Seliar apa pun Robin, di hadapan Tuan Graham dia juga tidak berani menunjukkan temperamennya sama sekali.
Dan berkata sambil bergegas menurunkan sikapnya.
“Tuan Graham…”
Para ketua klan dan kepala keluarga juga berteriak menyapa dengan penuh hormat.
Keluarga atau klan apa pun, tidak ada apa–apanya di hadapan para pejabat.