Bab 1206 Pertempuran mati–matian
Raut wajah Gerald menunjukkan penghinaan namun aura menakutkan tetap memancar dari tubuhnya.
Dia dapat merasakan kekuatan tamparan Natan ini sangat kuat.
Gerald menyerang terlebih dulu, dia berteriak keras lalu melayangkan tamparannya yang sangat
kuat!
Bruak bruak bruak!
Suara yang mirip seperti suara ombak terdengar di telinga kerumunan itu, bagaikan ombak yang bergejolak dan begitu kuat!
Bam!
Dua telapak tangan pria itu kembali berbenturan.
“Berani bertarung keras melawan Tamparan Pemutus Jiwaku, kamu sedang cari mati!” Natan berteriak marah.
Natan tahu Gerald sedang bertarung mati–matian dengan dirinya, raut wajahnya menunjukkan sedikit kepuasan.
Tamparan Pemutus Jiwa miliknya sangat beracun, dan angin dari tamparannya juga dipenuhi dengan gas beracun.
Gerald malah menghantamkan tamparannya dengan telapak tangannya sendiri, itu sama saja dengan mencari kematian sendiri.
Namun tidak lama kemudian, Natan terkejut saat menyadari tamparan Gerald memiliki kekuatan tiga kali lipat!
Yang satu jauh lebih kuat dari yang lain!
Kekuatan pertama langsung menghilangkan energi dari tamparannya!
Kekuatan kedua langsung mendorong kembali gas beracun itu!
Kekuatan ketiga menyerang pada urat di lengannya dan langsung meledakkannya!
Bam!
Sebuah suara ledakan terdengar!
Lengan Natan seketika berubah menjadi hitam!
Energi yang begitu besar membuat sekujur tubuhnya terhempas!
1/3
Duk duk!
Natan masih berada di udara dan menyemburkan seteguk darah segar, dia mengalami luka dalam!
Kekuatan Natan masih tidak sekuat Gerald.
“Kakak kedua…“
Daniel yang sedang bertarung dengan orang lain melihat Natan yang terluka, bergegas menerjang dan memapah Natan.
“Adik keempat, saya baik–baik saja, tidak akan mati!”
Natan menyeka darah di sudut mulutnya!
Lengannya yang menjadi hitam pulih kembali dengan cepat, setelah berlatih selama bertahun- tahun, Natan sudah lama kebal terhadap racun Tamparan Pemutus Jiwa.
“Kakak kedua, kita serang bersama, dan habisi dulu orang itu…”
Daniel berniat untuk bekerja sama dengan Natan dan menghabisi Gerald terlebih dulu.
Bagaimanapun, karakter utama yang memimpin penyerangan ke Lembah Iblis kali ini adalah
Gerald.
Jika Gerald sudah dihabisi maka pertarungan mungkin dapat dihentikan.
Natan mengangguk, dan seketika keduanya menyerang ke arah Gerald.
Namun Gerald juga dikelilingi oleh beberapa ahli dari Keluarga Galah yang dalam sekejap terjerat dalam pertarungan itu.
Di sisi lain, Amon menghadapi lima orang dengan kekuatan setengah Master Guru sendirian.
Sepasang tangannya mulai mengaktifkan mantra Tao dan gumpalan api berwarna ungu mengelilingi tubuhnya.
Sedangkan lima orang setengah Master Guru itu juga bertarung sekuat tenaga.
Setiap orang menggunakan kartu terbaik mereka sendiri, sinar cahaya yang tidak terhitung jumlahnya menutupi langit dan aura yang menakutkan menyelimuti di atas kepala Amon.
Bruak bruak bruak…
Seluruh bagian depan pintu Lembah Iblis sudah berubah menjadi lubang neraka, suara tulang patah dari anggota tubuh, dan darah membanjiri lokasi itu…
Baik Lembah Iblis, maupun Lembah Tanpa Bayangan dan Lembah Pengobatan, bertarung mati- matian di depan pintu masuk lembah.
2/3
Tidak mengizinkan seorang pun menerjang masuk ke Lembah Iblis dan mengganggu Dave.
Pertempuran besar itu berlangsung dari fajar hingga langit menjadi gelap…
Saat ini Salomo memimpin beberapa ahli dari Lembah Iblis untuk berjaga di sekeliling Menara Setan, mendengar pertempuran mati–matian di luar, Salomo sudah merasa gelisah sejak tadi.
“Tetua Ketiga, entah bagaimana keadaan Tetua Pertama dan yang lainnya, bagaimana kalau kita keluar untuk melihat–lihat?”
Salah satu ahli dari Lembah Iblis bertanya.
“Tidak boleh, Kakak Pertama sudah berpesan, tidak peduli apa pun yang terjadi kita tidak boleh meninggalkan tempat ini dan harus menjamin keselamatan Tuan Dave…”
Salomo berkata dan menggelengkan kepalanya.
Sebenarnya, Salomo lebih cemas dari siapa pun, karena hampir semua para ahli dari Lembah Iblis ditempatkan di sisinya.
Sekarang pertempuran mati–matian di luar sudah berlangsung dari fajar hingga malam, dan belum ada tanda–tanda akan berhenti.
Salomo juga sangat ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di luar.
Namun dia tidak boleh pergi, dia tahu pertempuran yang terjadi di luar terjadi demi Dave yang sedang berkultivasi saat ini.
Kalau dia pergi, dan ada orang yang menerobos masuk maka pertarungan di luar akan menjadi sia–sia.
“Tuan Dave, semoga kamu bisa menyelesaikan kultivasimu lebih cepat…”
Salomo menatap ke arah Menara Setan sambil bergumam.