Perintah Kaisar Naga
Bab 1008 Mengorbankan
“Cepat tahan dia…”
Devin berteriak sementara dirinya mencoba mengambil kesempatan untuk melarikan diri!
Namun saat ini banyak murid Keluarga Tantra yang sudah tewas, terluka, bahkan sudah melarikan diri, beberapa Great Grand Master yang awalnya melindungi di sisi Devin juga tidak sanggup menahan Dave dengan formasi sihir Keluarga Tantra pada akhirnya, dan orang–orang yang tersisa sudah kabur sejak tadi.
“Apa kamu bisa melarikan diri?”
Pedang Naga di tangan Dave seperti dipenuhi dengan kekuatan guntur dan petir, yang terus bergemuruh di sepanjang jalur pelarian Devin, dan menghalangi Devin.
“Kalian Keluarga Tantra juga hanya seperti ini, ke depannya di dunia bela diri Kota Gama tidak akan ada lagi Keluarga Tantra.”
Dave menatap Devin dengan dingin dan tatapan membunuh yang kuat memancar dari matanya.
Devin tahu dia tidak akan memiliki harapan untuk melarikan diri, saat dia melihat mayat–mayat yang memenuhi tanah, serta beberapa orang yang tersisa di sekelilingnya, dia tahu Keluarga. Tantra sudah tamat.
Dia sama sekali tidak menyangka, seorang Dave, seorang Dave yang dia remehkan menjadi seseorang yang melenyapkan dua keluarga bela diri mereka sendirian.
“Dave, saya salah, saya tahu saya salah, ke depannya Keluarga Tantra bersedia mendengarkan perintahmu dan mematuhi perkataanmu!”
Devin menundukkan kepalanya, kepala keluarga Keluarga Tantra yang terhormat sedang menundukkan kepalanya pada seorang pemuda berusia dua puluh tahunan karena terdesak.
Saat ini, kehormatan, reputasi tidak lagi penting bagi Devin, yang paling penting adalah bertahan hidup, hanya ada satu kesempatan untuk hidup, Devin tahu selama dia masih hidup, akan ada harapan ke depannya.
Namun apakah Dave akan memberikan kesempatan kepadanya untuk tetap hidup, tidak ada yang tahu.
“Jika saya membunuhmu sekarang, seluruh kekuatan Keluarga Tantra–mu juga akan berada di bawah kendaliku.”
Tatapan mata Dave menjadi dingin, dia tidak akan melepaskan Devin.
Saat Dave selesai berbicara, dia mengangkat Pedang Naga di tangannya tinggi–tinggi.
Melihat Pedang Naga di tangan Dave, tatapan Devin penuh ketakutan, namun dia tidak bergerak,
dia sudah kehilangan kepercayaan dirinya, karena dia tahu walau dia berhasil menghindar. hasilnya akan tetap sama.
“Hentikan…”
Di saat Dave hendak menghabisi Devin dengan pedangnya, tiba–tiba terdengar suara teriakan. yang kuat.
Disusul dengan sebuah aura yang tidak tertandingi langsung menghantam ke arah Dave.
Pedang Naga di tangan Dave mengayun dengan keras dan sebuah energi pedang menyongsong dengan cepat.
Bam…
Suara ledakan yang dahsyat terdengar, asap dan debu seketika mengepul ke udara.
Tubuh Dave tanpa sadar mundur beberapa langkah, dan tangannya yang memegang Pedang Naga sedikit gemetar, dan terdapat luka yang berdarah.
Raut wajah Dave berubah menjadi sangat muram, kekuatan energi barusan itu jauh melebihi bayangan Dave, orang yang bisa menghasilkan kekuatan seperti itu setidaknya berada di ranah Great Grand Master puncak.
“Siapa?”
Dave melihat ke depan dengan waspada.
Perlahan–lahan sosok seorang pria muncul dari kepulan debu dan asap, raut wajahnya semakin
muram.
Orang ini tidak lain tidak bukan adalah Wiwanto yang dihajar oleh Dave di makam kuno.
“Dave, kita bertemu lagi.”
Wiwanto menatap Dave dengan dingin, tatapan matanya menguarkan niat pembunuh.
“Ketua Dewan Wiwanto, tolong saya, tolong saya…”
Melihat kemunculan Wiwanto, Devin seketika berteriak kegirangan.
Wiwanto sudah datang, dia tahu dia akan selamat.
Mike juga bersemangat dan bergegas melangkah maju untuk memapah Devin dan berjalan ke arah Wiwanto.
“Walau Raja Surgawi datang juga tidak akan bisa menyelamatkan kalian…”
Dave melihat Devin dan Mike bersaudara yang hendak bersembunyi di belakang Wiwanto seketika menebaskan pedangnya dengan ganas.
Energi pedang itu membuat jejak di tanah dan langsung mengarah ke arah Devin.
Devin yang melihat hal itu langsung menghalangi Mike dan menggunakannya sebagai kekuatan untuk melompat dan mendarat di samping Wiwanto.
Sedangkan Mike menatap kakaknya sendiri dengan kaget, dia sama sekali tidak menyangka, saat berhadapan dengan hidup atau mati, Devin akan mengorbankan nyawanya sendiri.